Ust. Abdul Qodir Hasyim: Kultural dan Struktural NU Saling Menguatkan

Berita, Ranting193 Dilihat
banner 468x60

Pada peringatan Harlah NU ke-102 dan Harlah PRNU Bojongloa ke-4, Ust. Abdul Qodir Hasyim menyampaikan wawasan ke-NU-an kepada jamaah. Beliau menjelaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi besar memiliki dua dimensi penting: dimensi kultural dan dimensi struktural. Kedua aspek ini saling melengkapi dan menguatkan, menjadi dasar utama bagi NU untuk terus bertahan dan berkembang sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.

Ust. Abdul Qodir Hasyim menyebut bahwa kultur NU lebih sering dikenal dengan istilah jamaah, yang mencerminkan aspek spiritual dan sosial dalam kebersamaan beribadah, seperti pengajian, tahlilan, marhaban, dan kegiatan sosial lainnya. Keberadaan jamaah dalam NU menggambarkan eratnya persaudaraan di antara anggota melalui kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial yang saling mendukung.

banner 336x280

Namun demikian, aspek struktural NU yang dikenal dengan jam’iyah juga sangat penting. Jam’iyah NU adalah organisasi dengan struktur yang jelas, mengatur kegiatan, pengelolaan, hingga administrasi. Struktur ini memungkinkan NU menjalankan program secara legal, sistematis, dan terorganisir, mulai dari bidang sosial, keagamaan, hingga ekonomi.

Beliau mencontohkan bahwa organisasi tanpa struktur yang jelas akan kesulitan dalam koordinasi, kehilangan arah, dan gagal mencapai tujuan. Sebaliknya, NU dengan struktur yang kokoh mampu bertahan, berkembang, dan tetap relevan menghadapi dinamika zaman.

NU: Rumah Besar untuk Semua

Lebih lanjut, Ust. Abdul Qodir menyampaikan bahwa bergabung dengan NU tidak harus menjadi kiai atau ustadz. Siapa saja bisa bergabung—terlepas dari latar belakang pendidikan, profesi, atau usia. NU adalah rumah besar bagi semua umat Islam yang ingin berkhidmat dan meneruskan perjuangan para muasis (pendiri) dalam menyebarluaskan syiar Ahlussunnah wal Jamaah.

Struktur NU yang inklusif tercermin dari banyaknya lembaga dan organisasi di dalamnya, seperti:

  • LPNU: pengembangan ekonomi umat
  • Muslimat NU: untuk perempuan
  • Fatayat NU: untuk perempuan muda
  • GP Ansor: untuk generasi muda
  • Dan banyak lagi lembaga lainnya yang menyesuaikan dengan usia, gender, profesi, dan minat.

Melanjutkan Perjuangan Para Muasis

Bergabung dengan NU berarti ikut serta dalam perjuangan yang telah dirintis oleh KH. Hasyim Asy’ari dan para ulama lain. Mereka meletakkan dasar perjuangan Islam yang moderat, toleran, dan penuh kasih sayang, berdasarkan nilai-nilai tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran).

Di NU, kita tidak hanya diajak untuk memahami agama secara mendalam, tetapi juga dilatih untuk menjadi solusi atas permasalahan sosial dan kemanusiaan. Dengan sinergi antara aspek kultural dan struktural, NU terus menjadi kekuatan besar dalam memperjuangkan kemajuan umat dan negara.

Penutup

Sebagai penutup, Ust. Abdul Qodir Hasyim menegaskan bahwa NU adalah rumah bersama untuk semua umat Islam yang ingin berkontribusi bagi agama, bangsa, dan negara. NU adalah wadah terbuka bagi siapa saja yang ingin berkhidmat demi kemaslahatan umat. Dengan memperkuat struktur organisasi dan budaya kebersamaan yang telah ada, NU akan terus kokoh dan mampu meneruskan perjuangan para muasis serta membawa manfaat luas bagi masyarakat.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *