Pada puncak acara peringatan Harlah NU ke-102 dan Harlah PRNU Bojongloa ke-4, Mustasyar PCNU Kabupaten Bandung, KH. Sofyan Yahya menyampaikan mauidhoh hasanah yang menginspirasi, sekaligus mengajak seluruh jamaah dan warga Nahdliyin untuk meneladani suri teladan Rasulullah SAW sebagai landasan dan modal paling mendasar dalam berkhidmat di NU.
Beliau menekankan bahwa perjuangan dalam syiar Islam, yang merupakan bagian integral dari sejarah panjang perjuangan Rasulullah, adalah contoh nyata bagaimana kita—baik warga kultural maupun struktural NU, dan lebih luas lagi sebagai umatnya—harus berjuang dengan sepenuh hati, tanpa mengenal lelah, serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kesabaran, ketulusan, dan pengorbanan demi kemaslahatan umat.
KH. Sofyan Yahya mengungkapkan bahwa perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam, khususnya di masa awal, sangatlah berat dan penuh tantangan. Bahkan, meskipun beliau diiringi oleh malaikat Jibril, Rasulullah harus menghadapi berbagai rintangan dari kaum Quraisy dan mereka yang menolak dakwah Islam. Beliau mencontohkan bagaimana Rasulullah di Mekkah mendapat tekanan hebat dari orang-orang seperti Abu Jahal dan Abu Lahab, yang tetap tidak beriman walau telah sepuluh tahun berdakwah.
Contoh keteladanan luar biasa ditunjukkan saat Rasulullah pergi ke Thaif, namun justru dilempari batu hingga berdarah. Ketika malaikat Jabal menawarkan untuk menghancurkan kota itu, Rasulullah menolak dan lebih memilih berdoa agar generasi mendatang menerima hidayah Islam. Sikap ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah, yang tidak membalas keburukan dengan keburukan.
Sebagai warga NU, kita diajak untuk meneladani sikap Rasulullah tersebut—berjuang dalam agama dan masyarakat tanpa lelah, namun tetap menjaga akhlak yang baik meskipun menghadapi tantangan.
KH. Sofyan juga menggarisbawahi kerendahan hati Rasulullah, meskipun beliau memiliki kedudukan tertinggi sebagai utusan Allah. Sifat tawadhu, menjauhi takabur dan hasud, adalah teladan penting dalam menjalankan tugas-tugas dakwah dan sosial di lingkungan NU, baik secara struktural maupun kultural.
📺 Tautan video tausiyah: https://youtu.be/-eIRmmdcEUg
Lebih lanjut, KH. Sofyan menekankan pentingnya sedekah sebagai salah satu modal dalam perjuangan dakwah dan kegiatan NU. Beliau menyampaikan bahwa sedekah paling dicintai Allah adalah sedekah yang dilakukan saat kita masih muda, saat masih memiliki keinginan duniawi yang kuat. Dalam keadaan seperti itulah, sedekah memiliki nilai paling tinggi di sisi Allah.
Beliau mengingatkan bahwa dana adalah elemen penting dalam mendukung program-program NU, baik untuk dakwah, sosial, maupun pemberdayaan umat. Tanpa dana, banyak kegiatan akan terhambat. Oleh karena itu, warga NU yang mampu diimbau untuk menyisihkan hartanya demi kepentingan umat dan pengembangan organisasi.
Sedekah juga memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan program-program NU seperti zakat, infak, dan sedekah memberi dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat serta memperkuat eksistensi NU sebagai organisasi sosial-keagamaan.
Kesimpulan:
Mauidhoh hasanah KH. Sofyan Yahya menggugah kesadaran jamaah PRNU Bojongloa untuk:
- Meneladani kesabaran Rasulullah dalam menghadapi ujian,
- Mencontoh kerendahan hati beliau,
- Menumbuhkan gairah khidmat melalui sedekah.
Dengan mengikuti jejak Rasulullah SAW, kita tidak hanya memperkuat keimanan dan ketaqwaan, tetapi juga dapat menggerakkan NU untuk terus berkhidmat kepada umat dan berbakti kepada negeri.