Rancaekek, 21 Februari 2025 – Pesantren Miftahul Falah Asshiddiqie, yang terletak di Kampung Bobodolan, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, menjadi tempat pengkaderan generasi muda dalam acara Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Banser Angkatan II PAC Ansor Rancaekek. Acara ini diikuti oleh puluhan kader Ansor dari berbagai wilayah, termasuk Rancaekek, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Purwakarta. Mereka hadir untuk meningkatkan kapasitas pengabdian kepada agama dan negara.
Sambutan dan Dukungan
Ajengan Dadun, Pengasuh Pesantren Miftahul Falah Asshiddiqie, menyampaikan rasa syukur dan kehormatan atas terselenggaranya Diklatsar di pesantrennya.
“Semoga kegiatan ini membawa berkah bagi pesantren dan semua yang terlibat. Ini sesuai pesan guru-guru kami: pesantren akan diberkahi jika dikunjungi oleh orang-orang soleh. Insya Allah tempat kami barokah karena dikunjungi oleh sesepuh dari MWCNU Rancaekek, PCNU Kabupaten Bandung, pengurus PRNU, lembaga dan Banom, serta peserta dari berbagai tempat, semuanya dengan niat berkhidmat dan mengabdi untuk bangsa dan agama.”
Aj Aan Aliyudin, Dewan Pembina PAC Ansor Rancaekek, mengungkapkan rasa bangga atas kerja keras panitia:
“Saya sangat bangga kepada panitia yang telah bekerja keras. Semoga usaha ini menjadi amal saleh dan membawa keberkahan.”
Beliau juga berterima kasih kepada Ajengan Dadun dan PCNU Kabupaten Bandung atas dukungan mereka.
Pesan-Pesan Semangat untuk Peserta
Aj Aan juga menyampaikan pesan penting:
“Banser adalah Barisan Ansor Serbaguna, yang berarti serba guna. Banser adalah kumpulan orang yang siap memberi manfaat dalam berbagai hal. Diklatsar ini adalah kesempatan bagi generasi muda NU untuk menjadi Banser dan memberi manfaat bagi umat dan bangsa.”
Ia menambahkan bahwa Banser selalu siap menghadapi tantangan dan mengerjakan hal-hal yang mungkin dihindari oleh orang lain, dengan niat tulus berkhidmat di jalan Allah.
Ajengan Agus Wahid Hasyim, Sekretaris Tanfidziyah MWCNU Rancaekek, turut memberikan sambutan.
“MWCNU Rancaekek mendukung penuh kegiatan ini sebagai langkah besar untuk pengembangan kader NU berkualitas. Banser dan NU adalah organisasi nirlaba. Artinya, kita harus siap capek, berkorban, dan mengabdi tanpa pamrih.”
Beliau berharap peserta Diklatsar bisa meneladani para ulama besar seperti Syekh Hasyim Asy’ari, mendapatkan keberkahan, dan menjadi insan yang bermanfaat bagi umat.
Arahan dari PC Ansor Kabupaten Bandung
Perwakilan PC Ansor Kabupaten Bandung menyampaikan bahwa:
“Banser memiliki fungsi besar: mengawal ulama, menjaga NKRI, dan menjaga agama. Maka, mental harus tangguh.”
Ia juga menekankan bahwa Banser adalah “tentara NU”, dengan tugas menjaga keberlangsungan agama dan negara, serta menjadi garda terdepan pengabdian.
PC Ansor juga mengapresiasi Yayasan Harmoni Cendekia Insani atas sinergitas dan dukungan moril maupun materil dalam acara ini, serta atas kesempatan bagi kader-kader muda NU melanjutkan pendidikan tinggi di STIT At-Taqwa dan STIT Cendekia Insani melalui program beasiswa gratis.
Penegasan: Banser Adalah Satu Komando
“Banser adalah satu komando. Dididik untuk taat pada pimpinan, ulama, dan peraturan negara. Dengan satu komando, kita akan kuat dan solid menghadapi tantangan.”
Harapan
Melalui Diklatsar ini, peserta diharapkan bisa menginternalisasi nilai-nilai kepemimpinan, pengabdian, dan kedisiplinan. Mereka diharapkan menjadi insan yang siap berada di garis depan dalam menjaga agama, bangsa, dan negara.